Tuesday, 7 April 2015

KAU SELALU ADA BAB 3

            Aku dan Encik Ammar bangun dalam pukul sembilan . Kalau dah tidur balik lepas solat tadi , memang terlajaklah . Encik Ammar hanya mengenakan baju lengan panjang berkolar bulat warna coklat gelap dan seluar hitam . Memang nampak santai . Orang kalau sudah segak , pakai apa pun segak saja . Aku pula hanya pakai kemeja kotak-kotak lengan panjang yang aku lipat hingga ke siku dan berseluar jean . Rambut aku yang panjang hitam itu , aku ikat satu ke belakang . Macam aku selalu buat kalau ke kolej . Dah memang aku masih muda . Baru dua puluh dua tahun kut . Aku hanya pakai bedak baby saja dan sedikit lip gloss .
            Kalau orang tak tahu , mungkin mereka ingat yang kami ni couple . Sedangkan Encik Ammar itu suami aku . Encik Ammar juga macam tidak kisah dengan apa yang aku pakai . Bukan ke mana pun . Cuma , bersarapan pagi . Kami keluar dan dia menggenggam tanganku kemas-kemas . Langkahnya tenang saja .
            Dia memperkenalkan aku dengan business partner dia , Encik Thoriq . Encik Thoriq pula macam berminat sangat dengan kisah aku . Tanya tentang diri aku . Sedangkan Encik Suami langsung tidak bertanya apa-apa tentang aku .
            “Sekarang ni , you dah masuk tahun ke berapa Iman belajar kat kolej ?” Tanya Encik Thoriq , sebelum mnghirup kopinya dan merenung wajah aku dari balik cawannya .
            “ Masuk tahun ke dua . Saya ambil jurusan perakaunan .”
            “ Wow , you should be proud , buddy . And , you didn’t tell me you had a lovely young wife .” Kata Encik Thoriq pada Encik Ammar yang nampak tenang saja menikmati kopinya .
            “ Kenapalah you tak bawa dia semalam masa makan malam , Ammar . Taklah I bosan tengok Si Shila itu asyik duk bergesel aje dengan you macam kucing parsi . Sampai I tengok pun nak muntah !” Kata Encik Thoriq lagi , menjelingku .
            Okay , satu perkara yang menarik tu . Tapi siapa Shila tu ?
            “Good morning , my handsome heroes! Sorry , I’m late!” Kata suara nyaing yang tiba-tiba menerjah ke telinga kami . Rasa macam nak minta perhatian saja . Aku toleh dan terpandang seorang perempuan bergaun bunga matahari dan berambut perang menarik kerusi dan terus duduk di sebelah Encik Ammar . Aku hanya memandang saja dan sesekali memandang Encik Ammar yang hanya diam tidak bereaksi .
            Encik Thoriq pula hanya memandang kami bertiga dengan penuh minat . Mungkin mahu melihat reaksi aku atau reaksi perempuan itu . Bagi pihak aku pula , aku tidak tahu apa yang aku rasa saat ini bila melihat Shila itu merapatkan wajahnya ke wajah Encik Ammar sambil berbisik sesuatu . Kemudian barulah perempuan bersolek tebal itu ternampak kelibat aku yang duduk tegak di situ memerhatikan dia dan suami aku .
            “Who are you ?” Dia bertanya , dengan kening ternaik . Aku senyum sambil menjeling Encik Ammar .
            “ Saya kawan Encik Thoriq!” Aku hulur tangan untuk bersalaman . Kening Encik Thoriq terus terangkat . Mungkin tak sangka aku bercakap begitu . Habis , encik sebelah buat muka ‘kayu’ saja . Seolah tak mahu si Shila itu tahu aku ni siapa .
            “ Ooo , you girlfriend Thoriq ! Thoriq sayang , you tak beritahu I pun you ada girlfriend!” Kata minah itu lagi . Aku senyum sinis .
            “I pun baru tahu !” Balas Encik Thoriq , tersenyum dan kenyit mata kat aku . Aku terdengar Encik Ammar berdehem kecil .
            “ Shila , this is my wife. Iman Suffiyah ..” Encik Ammar bersuara perlahan dan memandangku sekilas . Mata Shila sudah tak berkelip memandangku beberapa ketika . Tapi kemudian dia ketawa .
            “You must be joking , right? Sayang , you saja nak kenakan I , kan ? Sebab tolak lamaran you dulu ?” Tanya Shila , masih ketawa . Dia seorang saja yang ketawa . Encik Thoriq sudah tongkat dagu dan angkat kening kat aku .
            “That was two years ago , Shila . I kahwin dengan Iman atas family arrangement . I dah serahkan jodoh I pada family I bila you tolak I dulu .” Kata Encik Ammar dengan muka kering . Aku pandang muka Shila yang terus berubah .
            “How could you do this to me?I thought , we had a beautiful relationship . I ingatkan you akan tunggu I sampai I sudah bersedia untuk berkahwin dengan you , Ammar . Tapi …” Shila sudah menangis terisak . Aku dan Encik Thoriq berpandangan .
            Hmm , baru dua hari aku menjadi isteri Encik Ammar , aku sudah di sajikan sebabak drama di pagi hari . Memang tak boleh belah !
            “ Ini semua sebab kau , perempuan !” Suara Shila sudah naik tinggi sedikit dan matanya sedang mencelang padaku . Aku berkerut pandang dia . Kenapa aku pulak dia salahkan ?
            “ Ammar , now you pilih . I atau perempuan tak guna ni?” Dia tunjuk aku . Encik Ammar memandangku sekilas .
            “ Shila , jangan jadi macam budak-budaklah!” Balas Encik Ammar pula. Shila terus bangun . Tangan capai gelas air oren Encik Thoriq dan dia terus simbah aku sebelum aku dapat fikirkan apa-apa . Terkedu aku sekejab dan menjeling wajah perempuan itu yang buat muka tak bersalah pandang aku dengan senyum sinis . Ho ho ho , dia belum kenal siapa Iman Suffiyah ni, agaknya .
            “ Apa you buat ni , Shila ? Iman ..” Encik Ammar baru nak mendekatiku , tapi aku sudah bangun , capai cawan kopi Encik Ammar dan terus simbah ke muka perempuan gedik itu . Maka terjeritlah perempuan itu dengan muka dia penuh dengan kopi hitam pekat itu . Cawan aku hentak ke meja . Puas hati aku . Sesuka hati dia saja nak simbah muka aku dengan air . Ingat dia saja yang boleh buat ? Silap oranglah !
            Aku terus melangkah pergi . Telinga aku sempat mendengar suara Shila menangis dan merengek dan suara Encik Thoriq yang sudah ketawa berdekah-dekah di belakang . Memang aku rasa kelakuan kami menjadi perhatian penghuni dewan makan tadi . Bukan aku yang mulakan dulu .
            Kaki melangkah ke bilik tapi aku terus tepuk dahi bila teringatkan kad hotel ada pada Encik Ammar . Aku keluar semula dan buat selamba aje bila ada mata yang menmandang aku yang sudah lencun dengan air oren dan berbau oren juga . Kaki aku bawa ke kolam renang dan merenung air kolam yang berkocak bila di terjah dua orang budak ‘mat saleh’ .
            Fikiranku jadi kosong dan … entahlah . Aku tidak mampu hendak berfikir saat ini . Semuanya bagai satu kisah di dalam novel . Konon-konon , aku ni perampas kekasih orang dan si Shila gedik itu heroinnya yang tak berdaya sebab kena simbah dengan air kopi . Nasib baik kopi itu sudah sejuk . Kalau tidak , mahu menggelepar perempuan gedik itu!

            Aku sudah menggeleng sendiri bila mengingati aku yang telah aku lakukan tadi . Sikap macam inilah ,emak selalu marah aku . Terlalu cepat tangan bertindak dari akal . Dan , rasa baran ini juga tak pernah kurang .

1 comment: